Seadainya Aku jadi pemimpin
Seandainya aku jadi pemimpin di
negeri ku sendiri, banyak kebijakan yang akan aku buat untuk kepentingan rakyat
ku. Aku tidak benci Indonesia, aku tidak benci dengan negaraku sendiri, aku
cinta Indonesia Tanah Air Tanah Pusaka. Tetapi aku benci dengan cara
kepemimpinan di era sekarang, kepemimpinan yang ingkar janji, kepemimpinan yang
tak tau maunya rakyat, kepemimpinan yang hanya bisa foya-foya memakai uang
rakyat. Padahal jika kita ketahui, demokrasi itu ada di tangan rakyat “dari
rakyat, oleh rakyat dan kembali lagi untuk rakyat”. Ada apa sebenarnya dengan
pemimpin - pemimpinku saat ini?? Tidak
hanya presiden, tetapi para parlemen dan penjabat – pejabat tinggi yang lagi
duduk enak menikmati uang rakyat. Tidak banyak dari keputusan dia yang
dirasakan baik untuk rakyat, kebanyakan malah menyesengsarakan rakyat.
Seharusnya para pemimpin adalah bertugas untuk menyejahterakan rakyatnya.
Karena para pemimpin sebenarnya sudah disejahterakan oleh rakyatnya saat mereka
dipilih dan bisa duduk di kursi - kursi
parlemen hingga kursi Negara.
Jadi bisa dikatakan bahwa
demokrasi di Indonesia itu bukan ditangan rakyat, tapi dari orang yang
mempunyai kekuasaan tinggi atau orang yang berduit.
Tidak hanya itu saja, bangsa kita
masih dijajah dengan bangsa lain. Contohnya banyak sekali orang – orang cina
yang berkuasa di Indonesia. Apakah pemimpin kita itu tidak menyadari bahwa
sangat berbahaya jika terlalu banyak orang asing jika berkuasa di Indonesia.
Jika aku jadi pemimpin, akan aku
kembalikan orang – orang cina kenegara asalnya apapun alasannya itu, cina di
Indonesia semakin merajai. Apakah para pemimpin tidak sadar dengan hal itu???
Atau pura – pura tidak tau menau?? Sungguh ironis.
Dan jika aku jadi pemimpin, tidak
akan aku maafkan para koruptor – koruptor yang foya – foya memakai uang rakyat. Jika koruptor itu
dipenjara, tidak akan aku beri remisi. Tidak kayak sekarang ini, bisa – bisanya
para koruptor diberi remisi. Jangan -
jangan para pemberi remisi itu
para keruptor juga??? Atau pemberi remisi itu sudah di bawah kekuasaanya
koruptor???bisa jadi.
Itulah buruknya kepemimpinan di
masa ini. Banyak undang – undang yang dibuat tetapi dalam penerapannya tidak
sesuai dengan hukum. Hukum di Indonesia dapat dibeli dengan uang, bagaimana
dengan rakyat kecil??? Buat apa dibuat yang namanaya “ patung keadailan/patung
dewi justitia” patung yang matanya ditutup dengan sehelai kain panjang, membawa
timbangan yang seimbang. Tapi nyatanya, tidak sesuai yang diharapkan.
Seharusnya para pemimpin di atas sana lebih pintar, bisa ngerti maksud dari
patung itu, tidak hanya ngerti saja tetapi harus menjalankannya.
Sebenarnya dan seharusnya, anak –
anak dari bangsa Negara Indonesia kita ini sudah banyak sekali yang memiliki
potensi untuk memajukan bangsa melalui teknologi. Tetapi mengapa pemimpin kita
Cuma hanya bisa menyampaikan saja?? Tidak mau memberi modal atau lapangan kerja
yang selajak layaknya untuk mengembangkan hasil ciptaannya. Meraka malah harus
bersusah payah untuk mencari modal sendiri.
Bisa kita bayangkan jika mantan
presiden kita bapak Habibie, beliau yang dalam sejarahnya bisa membuat pesawat
satu satunya orang Indonesia. Seandainya pemimpin kita memberikan modal yang
dibutuhkan oleh beliau untuk mengembangkan
itu, alangkah bangganya Indonesia dan
rakyat indonesa suatu saat nanti mengetahui bahwa indonesai tidak perlu lagi
import pesawat. Kita bisa membuat pesawat sendiri bahkan yang lebih canggih.
Tapi sangat disayangkan sekalai pemimpin kita hanya memerintahkan saja tetapi
tidak memberikan modal.
0 comments:
Post a Comment